Jumat, 14 Oktober 2011

Ekologis Laut Dalam

oleh :
CYECILIA PICAL
2009 - 63 - 028
PRODI MSP-FPIK UNPATTI AMBON
2011
Beberapa jenis organism pada table di atas (lihat penulisan pada blog saya tentang Hewan di Laut Dalam) merupakan contoh hewan yang hidup pada laut dalam dan mengalami adaptasi-adaptasi khusus terutama bentuk fisiknya terhadap situasi lingkungan perairan dalam. Secara umum, komposisi biota laut dalam didominasi oleh detritus feeder, antara lain Spons (porifera), Teripang (Holothuridea), Bintang laut (Asteroidea), Anemon laut (Anthozoa), Karang (Anthozoa),Polychaeta (Annelida, Echiura dan Sipuncula, Kima (Molusca), Crustacea, dan hewan lainnya.
        B.   Ekologi Laut Dalam
                Laut dalam adalah Seluruh zona yang berada di bawah zona eufotik (zona bercahaya), mencakup zona batipelagis, abisal dan hadal (Nontji,2002). Tentunya kondisi laut dalam berbeda dengan kondisi di permukaan laut. Berikut ini adalah kondisi lingkungan laut dalam :
   Cahaya
Kondisi ketersediaan cahaya di laut dalam umumnya redup sampai gelap gulita. Akibat ketersediaan cahaya yang buruk sehingga proses fotosintesis tidak berlangsung pada zona ini.
                   Tekanan Hidrostatis
Tekanan di dalam laut akan meningkat secara konstan sebanyak 1 ATM (1 kg/cm2), setiap pertambahan kedalaman 10 meter. Sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan hidrostatisk yang bekerja di laut dalam sangat ekstrim
   Suhu
Keadaan suhu pada perairan laut dalam umumnya seragam, dengan kisaran 1 – 3oC (kecuali wilayah hydrothermal vents (>80oC) dan cold hydrocarbon seeps (<1 oC)
   Salinitas
Umumnya salinitas laut dalam seragam (35 permil) dan tidak mengalami variasi yang berarti.  Pada daerah cold hydrocarbon seeps yang semakin dalam, salinitas juga bertambah (hipersain = 40 permil)
   Sirkulasi air
Pada kedalaman yang cukup tinggi sirkulasi air akan sangat lamban (< 5 cm/detik), tergantung pada bentuk dan topografidasar laut. Sikulasi air dan ventilasi dalam palung sangat menentukan kadar oksigen di laut dalam.
   Kadar Oksigen
Cukup untuk menghidupi seluruh organisme di laut dalam (DO= 4% hingga 6%; di perairan eufotik, DO= 3.5% hingga7%). Sumber oksigen utama: air permukaan laut di Antartika dan Arktik yang kaya Oksigen, Air bersifat anoksik: Teluk Kau (Halmahera), Palung Carioca (Venezuela), Palung Santa Barbara (USA)
   Tipe substrat
 Terdiri atas substrat yang halus,  Substrat berbatu di daerah mid-ocean ridge
   Suplai makanan
Kandungan makanan pada lingkungan laut dalam sangat langka. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya cahaya untuk berfotosintesis sehingga organism hanya bergantung pada pakan yang diproduksi di tempat lain dan terangkut oleh proses hidrodinamis ke wilayah laut dalam
   Jenis pakan
Hujan plankton atau partikel organik lain, Jatuhan bangkai hewan besar atau tumbuhan, Bakteri berlemak yang mudah dicerna (rata-rata populasi bakteri 2mgC/m2), Bahan organik terlarut

                Berdasarkan kondisi lingkungan laut dalam di atas, tentunya setiap biota yang menghuni atau mendiami perairan laut dalam tersebut telah mengalami adaptasi terhadap kondisi lingkungan seperti dimaksud. Di bawah ini adalah ciri-ciri biota yang menghuni laut dalam :
   Kolom perairan (Pelagis)
        a.     Penghuni mesopelagis
                Pada wilayah mesopelagis yakni antara 200 m – 1.000 m, hewan-hewan yang menghuninya memiliki warna yang umunya abu-abu keperakan atau hitam (ikan), ungu kelam (ubur-ubur) dan merah (crustacea). Selain itu dicirikan dengan bentuk mata besar dan penglihatan senja (tingginya pigmen rodopsin dan kepadatan sel batang pada retina akan memberi kemampuan maksimum dalam melihat dan mendeteksi cahaya), sebab di daerah ini penetrasi cahaya sudah berkurang bahkan tidak ada. Untuk menyesesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya, organisme pada wilayah mesopelagis memiliki kemampuan bioluminusens yaitu kemampuan memproduksi cahaya pada makhluk hidup, biasanya dilengkapi oleh organ penghasil cahaya (fotofor). Hewan di wilayah ini juga didukung dengan bentuk mulut yang besar, morfologi mulut, rahang, dan gigi yang mendukung efektifitas penangkapan mangsa. Semua adaptasi yang dialami adalah merupakan strategi yang dilakukan tiap organism untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sehingga dapat tetap bertahan hidup.

                        b.    Penghuni batipelagis dan abisal-pelagis
                Ikan yang ditemukan umumnya berukuran sangat kecil, namun invertebrata yang hidup umumnya berukuran sangat besar Ikan wilayah ini berwarna hitam kelam, sedangkan invertebratanya seakan tidak berpigmen (putih cerah). Ukuran mata sangat kecil, bahkan tidak bermata, bahkan ada yang memiliki mata berbentuk pipa (ikan Argyropelecus) dan sebelah matanya lebih besar (cumi-cumi Histioteuthis). Semua perubahan ini disesuaikan dengan kondisi perairan yang merupakan daerah gelap sepanjang masa. Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.

   Dasar perairan (Bentik)
        a.     Penghuni dasar batial
Di wilayah ini umumnya hewan tidak berwarna atau putih kotor (tidak berpigmen) dan didominasi oleh bakteri yang berukuran besar.
        b.    Penghuni dasar abisal
Organisme yang mendiami dasar abisal umumnya tidak berwarna atau putih kotor (tidak berpigmen).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar