Laporan Praktikum Benthos
KELOMPOK 4 (PRODI MSP)
Cyecilia Pical (2009 – 63 – 028)
Greaty Ilona Hatulesila (2009 – 63 - 021)
Nur Indah Sari Ch. M (2009 – 63 – 020)
S. Fitri Wasahua (2009 – 63 – 047)
Yudith Dokainubun (2009 -63 – 072)
Vini N. Lanith (2009 – 63 – 001)
Hijra Mustafa (2009 – 63 - 031)
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2010
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bentos merupakan biota yang menempel, merayap, dan meliang di dasar perairan. Kedalaman air, suhu, salinitas, dan jenis substrat semuanya merupakan faktor yang mempengaruhi ada tidaknya bentos di suatu tempat. Banyak organisme bentos yang dapat kita jumpai di sepanjang daerah pantai, dan juga pada daerah ekosistem mangrove. Ada yang hidup di dalam liang tanah, merayap pada substrat berlumpur, ada yang menepel pada kayu yang membusuk, menempel pada batu, menempel pada akar mangrove, dan juga yang hidupnya menempel pada lamun. Selain itu, terdapat pula bentos yang hidupnya menempel pada dasar perairan.
Organisme yang termasuk bentos tidak hidup sendiri. Mereka hidup dalam satu ekosistem serta saling betergantungan satu dengan yang lainnya. Hal inilah yang membuat bentos juga memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu ekosistem agar tetap dijaga dan dikembangkan keberadaannya, guna menjaga stabilitas ekosistem di suatu tempat, khususnya ekosistem pantai.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari praktikum yang dilakukan adalah untuk mengetahui jenis-jenis organisme yang termasuk bentos di satu lokasi tertentu terlebih khusus dapat mengenal deskripsi dan tipe habitat dari tiap spesies.
II. TINJUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bentos
Istilah bentos berasal dari bahasa Yunani yang artinya "kedalaman laut". Bentos juga digunakan dalam biologi air tawar untuk merujuk pada organisme di dasar air tawar, badan air , seperti danau dan sungai.
Bentos merupakan sebuah organisme yang tinggal di dalam, atau di dasar laut, dikenal sebagai zona bentik. Mereka tinggal di dekat laut atau endapan lingkungan, dari pasang surut di sepanjang tepi kolam, dan kemudian ke bawah abisal pada kedalaman. Kedalaman air, suhu dan salinitas, dan jenis substrat lokal semua mempengaruhi ada tidaknya bentos di suatu tempat .
B. Cara Bentos Memperoleh Makanan
Sumber makanan utama untuk bentos adalah alga dan organik limpasan dari tanah. Di perairan pantai dan tempat-tempat lain di mana cahaya mencapai bagian bawah, hewan bentik seperti diatom yang mampu berfotosintesis dapat berkembang biak.
Adapun cara dari setiap bentos untuk memperoleh makanannya adalah sebagai berikut :
1. Filter feeder atau sering disebut suspension feeder, adalah hewan yang makan dengan menyaring padatan tersuspensi dan partikel makanan dari air, biasanya dengan melewatkan air melalui struktur penyaringan khusus. Contohya seperti spons dan bivalvia yang memiliki tubuh yang keras. Proses ini dapat terjadi pada daerah yang berpasir.
2. Deposit feeders, adalah binatang atau hewan yang mengkonsumsi sisa-sisa makanan pada substratum di bagian bawah air. Seperti polychaetes yang memiliki permukaan tubuh yang lunak. Ikan, bintang laut, siput, cumi, dan krustasea yang merupakan predator.
organisme bentik, seperti bintang laut , tiram , kima , teripang , bintang rapuh dan anemon laut , memainkan peran penting sebagai sumber makanan bagi ikan dan manusia .
C. Jenis Bentos
Berdasarkan Ukurannya
1. Makrobentos
Makrobentos adalah lebih besar, lebih terlihat, bentos yang lebih besar dari 0,5 mm. Beberapa contoh adalah cacing polychaete , bivalvia , echinodermata , anemon laut , karang , spons, turbellarians dan lebih besar krustasea seperti kepiting, lobster dan cumaceans .
2. Meiobentos adalah bentos kecil yang kurang dari 0,5 mm, tetapi lebih besar dari 32 μm dalam ukuran. Beberapa contoh adalah nematoda, foraminiferans, beruang air, gastrotriches dan lebih kecil krustasea seperti copepoda dan ostracodes .
3. Microbentos
Microbentos adalah bentos mikroskopis yang kurang dari 32 μm dalam ukuran. Beberapa contoh adalah bakteri , diatom , siliata , amuba , Flagelata
Berdasarkan jenis
1. Zoobentos, merupakan hewan milik bentos tersebut.
2. Phytobentos merupakan tanaman milik bentos tersebut.
Menurut lokasi
1. Epibentos, merupakan organisme yang hidup di atas sedimen
2. Hyperbentos, merupakan organisme yang tinggal tepat di atas sedimen.
C. Pentingnya Bentos
Bentos sebenarnya memiliki peranan yang penting dalam suatu ekosistem. Berikut ini akan diuraikan pentingnya keberadaan bentos dalam suatu ekosistem.
1. Bentos berfungsi dalam proses rantai makanan
Bentos merupakan bagian penting dari rantai makanan, terutama untuk ikan. Banyak invertebrata memakan alga dan bakteri, yang berada di ujung bawah rantai makanan. Beberapa rusak dan makan daun dan bahan organik lainnya yang masuk air. Karena kelimpahan mereka dan posisi sebagai "perantara" dalam rantai makanan air, bentos memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi. Invertebrata bentos yang sudah mati akan membusuk dan kemudian meninggalkan nutrisi yang digunakan kembali oleh tanaman air dan hewan lainnya dalam rantai makanan.
2. Bentos dapat digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu perairan
Tidak seperti ikan, bentos tidak bisa bergerak banyak sehingga mereka kurang mampu menghindar dari efek sedimen dan polutan lain yang mengurangi kualitas air. Oleh karena itu, bentos dapat memberikan informasi mengenai kualitas air sungai dan kualitas air danau. siklus hidup lama mereka memungkinkan penelitian yang dilakukan oleh ahli ekologi akuatik untuk menentukan setiap penurunan kualitas lingkungan. Bentos merupakan grup yang sangat beragam hewan air, dan sejumlah besar spesies memiliki berbagai tanggapan terhadap stres seperti polutan organik, sedimen, dan toxicants. bentik makroinvertebrata Banyak berumur panjang, yang memungkinkan deteksi peristiwa masa lalu seperti pencemaran tumpahan pestisida dan ilegal dumping.
II. METODE PRAKTIKUM
3.1 Metode di Lapangan
Hari/ Tanggal : Rabu, 26 Mei 2010
Waktu : Pukul 15.30 – 17.30 WIT
Lokasi : Depan BKPI Poka
Alat dan Bahan : - Alat : - Plastik Bening
- Karet gelang
- Spidol
- Bahan : - sample (molusca, echinodermata, dan crustacea)
Saat melakukan praktikum di lapangangan, digunakan Metode Koleksi Bebas. Dimana praktikan mengoleksi setiap individu yang masuk dalam kategori bentos dan kemudian akan diidentifikasi di laboratorium.
3.2 Metode di Laboratorium
Hari / Tanggal : Rabu, 9 Juni 2010
Waktu ` : Pukul 10.00 – 12.00 WIT
Lokasi : Laboratorium MSP
Alat dan Bahan : - Alat : - Wadah sample
- Cawan Porselen
- Buku identifikasi
- Bahan : - sample ( molusca, echinodermata, dan crustacea)
- cairan Formalin
Kegiatan yang dilakukan di Laboratorium merupakan praktikum lanjutan dari kegiatan praktikum di lapangan. Praktikum di Laboratorium dilakukan dengan metode Kepustakaan. Dengan metode ini, praktikan melakukan identifikasi terhadap setiap organisme yang ditemukan di lapangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Taksonomi masing – masing Jenis
a. Ocypode cordimanus
Klasifikasi Ilmiah | |
Kingdom : | Animalia |
Fillum : | Arthropoda |
Sub Fillum : | Crustacea |
Kelas : | Malacostraca |
Ordo : | Decapode |
Famili : | Ocypodidae |
Genus : | Ocypode |
Spesies : | O. cordimanus |
Nama Binomial | |
Ocypode cordimanus Desmarest, 1825 |
b. Archaster typus
Klasifikasi Ilmiah | |
Kingdom : | Animalia |
Fillum : | Echinodermata |
Kelas : | Asteroidea |
Ordo : | Valuatida |
Famili : | Archasteridae |
Genus : | Archaster |
Spesies : | A. typicus |
Nama Binomial | |
Archaster typicus |
c. Terebralia sulcata
Klasifikasi Ilmiah | |
Kingdom : | Animalia |
Fillum : | Molusca |
Klas : | Gastropoda |
Ordo : | Batillaridae |
Famili : | Potamididae |
Genus : | Terebralia |
Spesies : | T. sulcata |
Nama Binomial | |
Terebralia sulcata |
d. Batillaria minima
Klasifikasi Ilmiah | |
Kingsom : | Animalia |
Fillum : | Mollusca |
Kelas : | Gastropoda |
Ordo : | Batillaridae |
Famili : | Potamididae |
Genus : | Batillaria |
Spesies : | B. minima |
Nama Binomial | |
Batillaria minima |
4.2. Deskripsi Masing-Masing Jenis Termasuk Habitatnya
a. Ocypode cordimanus
Ocypode cordimanus memiliki karapaks yang lebar maksimumnya kira-kira 4 cm. Ocypode cordimanus jantan memiliki capit yang kuat dan semakin membesar dari hari ke hari. capitnya bervariasi. Ada yang berwarna kebiruan, namun sebagian besar berwarna merah kecokelatan. Pada bagian kaki, memiliki kuku yang berwarna putih . Sedangkan Ocipode cordimanus betinanya memiliki capit yang kecil dan sama bentuk. Ocypode cordimanus memiliki karapaks yang bentuknya mirip persegi. Serta berwarna ungu kecokelatan. Memiliki gigi yang agak tebal. Memiliki tentakel yang pada bagian ujungnya terdapat mata. Secara umum, organisme ini memiliiki bentuk kaki yang kelihatan tidak berbahaya tetapi mudah dalam menggali lubang jika tertancap pada tanah.
Ocypode cordimanus memiliki karakteristik hidup di tepi pantai tepatnya di bawah tanah dengan cara menggali lubang. Biasanya lubang digali sedalam 1,5 meter. Organisme ini hidup dalam jumlah yang banyak, terutama di sepanjang komunitas mangrove. Organisme termasuk crustacea ini hidup pada substrat supralitoral dan jarang terekspos di laut karena hidup pada liang tanah. Di tempat-tempat tertentu, masyarakat biasanya memanfaatkan hewan ini untuk dikonsumsi.
b. Archaster typicus
Spesies ini merupakan bintang laut bertangan lima yang berasal dari cakram pusat. Tiap lengan atau tangannya memiliki panjang hingga 5 cm serta memiliki tepi yang bergerigi. Cara makannya dengan cara menyaring substrat. Bagian dorsal berwarna abu-abu sedang dengan bintik-bintik gelap. Bagian ventral berwarna putih kecokelatan serta memiliki Tube kaki yang transparan.
Archaster typicus banyak dijumpai pada daerah padang lamun yang memiliki substrat halus dan relative terbuka. Pada waktu siang hari Archaster typicus biasanya membenamkan diri di dalam pasir dan pada waktu malam hari baru akan terlihat di permukaan sedimen. Pada dasarnya spesies ini memiliki tubuh yang biasanya ditutupi oleh pasir halus.
c. Terebralia sulcata
Terebralia sulcata memiliki pembuka cangkang yang khas yang dikenal sebagai sebuah peristome. Memiliki diameter tubuh yang panjangnya kira-kira 0,3 cm, serta memiliki cangkang yang tebal dan serta berbentuk seperti kerucut yang panjangnya kira-kira 2,5 – 6,5 cm. Cangkang yang tebal melingkar seperti spiral dan membentuk kerucut tersebut, memiliki permukaan yang unik. Hal ini dikarenakan terdapat tonjolan-tonjolan kecil yang timbul dan tersusun secara rapi pada setiap permukaan cangkang. Organisme ini memiliki cangkang berwarna cokelat tua hingga hijau tua. Jika terkena cahaya akan terlihat mengkilat seperti warna orange.
Terebralia sulcata sering dijumpai pada daerah di sepanjang ekosistem mangrove, daerah litoral dan sublitoral, terutama di daerah lumpur di tepi pantai. Terebralia sulcata banyak ditemukan menempel di akar mangrove.
d. Batillaria minima
Batillaria minima memiliki diameter berukuran 5 mm. Karena termasuk dalam filum moluska, hewan ini memiliki cangkang yang tegak dan kuat. Pada bagian bawah cangkang akan membulat. Cangkangnya berwarna hitam, cokelat tua, hingga hijau kecokelatan. Sebagian besar cangkangnya memiliki warna bervariasi atau gabungan dari ketiga warna tersebut. Sering disebut pula, organisme ini memiliki 2 lapisan warna pada cangkangnya. Permukaannya berwarna kehijauan. Sedangkan lapisan keduanya berwarna gelap seperti hitam dan cokelat. Sehingga tampak warnanya seperti bervariasi. Pada cangkangnya terlihat seperti terdapat ornament spiral yang melingkar. Mulut cangkangnya terdapat pada bagian bawah yang melingkar seperti pita. Dari mulut cangkang ini akan keluar kepala dari Batilaria minima yang akan mengeluarkan alat gerak untuk berjalan.
Batillaria minima banyak dijumpai pada daeah litoral. Hewan ini banyak ditemukan di daerah ekosistem mangrove dan hidup di tepi pantai berlumpur yang sedikit berair.
4.3 Pentingnya Bentos di Sekitar Perairan Depan BKPI-Poka
Daerah Praktikum di sekitar perairan depan BKPI-Poka merupakan daerah komunitas mangrove yang hidup bersama dengan biota lainnya. Di dalam ekosistem tersebut terdapat pula hewan bentos seperti moluska, crustasea, echinodermata, polycaeta, dan organisme lainnya. Semuanya hidup membentuk satu kesatuan yang saling membutuhkan satu dengan lainnya. Sehingga, bentos memiliki peranan penting, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bentos berfungsi dalam proses rantai makanan
Bentos merupakan bagian penting dari rantai makanan, terutama untuk ikan. Banyak invertebrata memakan alga dan bakteri, yang berada di ujung bawah rantai makanan. Beberapa rusak dan makan daun dan bahan organik lainnya yang masuk air. Karena kelimpahan mereka dan posisi sebagai "perantara" dalam rantai makanan air, bentos memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi. Invertebrata bentos yang sudah mati akan membusuk dan kemudian meninggalkan nutrisi yang digunakan kembali oleh tanaman air dan hewan lainnya dalam rantai makanan.
2. Bentos dapat digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu perairan
Tidak seperti ikan, bentos tidak bisa bergerak banyak sehingga mereka kurang mampu menghindar dari efek sedimen dan polutan lain yang mengurangi kualitas air. Oleh karena itu, bentos dapat memberikan informasi mengenai kualitas air sungai dan kualitas air danau. siklus hidup lama mereka memungkinkan penelitian yang dilakukan oleh ahli ekologi akuatik untuk menentukan setiap penurunan kualitas lingkungan. Bentos merupakan grup yang sangat beragam hewan air, dan sejumlah besar spesies memiliki berbagai tanggapan terhadap stres seperti polutan organik, sedimen, dan toxicants. bentik makroinvertebrata Banyak berumur panjang, yang memungkinkan deteksi peristiwa masa lalu seperti pencemaran tumpahan pestisida dan ilegal dumping.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan di sepanjang perairan depan BKPI-Poka, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa jenis hewan bentos yang hidup pada perairan tersebut, antara lain :
- Ocypode cordimanus, hidup merayap pada substrat lumpur berpasir. Organisme ini lebih tepatnya hidup di dalam liang tanah.
- Archaster typicus, hidup menempel pada ekosistem lamun pada kedalaman 1,5 meter dan ada pula yang menempel pada pasir di dasar laut.
- Terebralia sulcata, hidup menempel di akar mangrove.
- Batillaria minima, hidupnya menempel pada substrat lumpur berpasir yang mengandung sedikit air.
- Terdapat pula beberapa organisme yang termasuk dalam filum porifera seperti sponge dan filum Annelida seperti polychaeta tetapi tidak teridentifikasi.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, praktikan ingin menyarankan agar :
1. Kita harus tetap menjaga kelestarian bentos dalam suatu ekosistem mengingat betapa pentingnya keberadaan bentos.
2. Selain itu, dalam proses identifikasi, beberapa organisme tidak dapat teridentifikasi secara baik akibat kurangnya ketersediaan referensi penunjang. Untuk itu diharapkan adanya peningkatan ketersediaan referensi dalam identifikasi, guna menunjang proses belajar kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
Kent E. Carpenter, Volker H. Niem. 1998. The Living Merine Resources Of The Western Central Pasifik Volume 2 Cephalopods, Crustaceans, Holothurians, and Sharks. Rome : FAO.
R. H. DE BRUYNE. 2003. The Complete Encyclopedia of Shells. Lisse : Rebo Publishers
Cecilia Fitzsimons. 2006. An Instant Guide To SeaShore Life. Jakarta : Gramedia
Susetiono. 2007. Lamun dan Fauna. Jakarta : LIPI PRESS
LAMPIRAN :
Ocypode cordimanus
tampak ventral |
Archaster typicus
Terebralia sulcata
beri komentar yah :)
BalasHapusMantaph..!!
BalasHapuskunjungi jga blog aq..
www.willy-lasano.blogspot.com
makasih willy :) gbu
BalasHapusmaaf bukannya menyela,,mau mengkalrifikasi..itu bukan ocypode cordimanus akan tetapi lebih masuk kategori kepiting Uca sp...tolong di klarifikasi..terima kasih
BalasHapus