Rabu, 24 Agustus 2011

“Dampak Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Kegiatan Wisata, dan Kegiatan Irigasi yang Mempengaruhi Kualitas dari Danau”


 LIMNOLOGI

“Dampak Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Kegiatan Wisata, dan Kegiatan Irigasi yang Mempengaruhi Kualitas dari Danau”

Disusun oleh :

CYECILIA  PICAL
2009 – 63 – 028
MSP

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2010


Dampak dari Berbagai Aktifitas yang Mempengaruhi Kualitas Danau

1.   Dampak dari kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terhadap kualitas danau

                        Dengan melihat beberapa pertimbangan, negara kemudian mulai jeli dalam memanfaatkan setiap sumber daya yang ada. Lewat PT. PLN, sekarang sudah mulai berkembang pembangkit Listrik Tenaga Air yang memanfaatkan sumber-sumber air alami sebagai sumber energi pembangkit listrik. Beberapa diantaranya di Indonesia dapat di lihat pada PLTA Maninjau, PLTA Singkarak, PLTA Koto Panjang dan lain-lain. PLTA Maninjau misalnya memanfaatkan Danau Maninjau sebagai sumber energi pembangkit listriknya.
                        Tentunya, perkembangan ini telah disesuaikan dengan daya dukung lingkungan dimana setiap PLTA ini akan dibangun. Yang terpenting dari terobosan ini adalah bagaimana keberadaan PLTA yang dapat tetap menjaga kualitas ekosistem perairan yang menjadi sumber energinya.
                        Namun, tentunya semua ini harus dibarengi dengan kerja sama serta fungsi control yang baik oleh berbagai pihak yang terkait. Karena, beberapa fakta membuktikan bahwa ternyata keberadaan PLTA justru memberikan sumbangsi pencemaran terhadap perairan. Danau Maninjau merupakan salah satu contoh konkret pencemaran akibat adanya PLTA.


                        Dampak negatif pembangunan PLTA di Danau Maninjau yakni dengan adanya  penyumbatan aliran air yang membawa endapan/limbah. Ditutupnya outlet alami (Batang Antokan) untuk keperluan PLTA menyebabkan berubahnya pola pengeluaran air.  Air keluar tidak dialirkan melalui saluran pengeluaran alamiahnya (Sungai Batang Antokan) tetapi melalui intake  PLTA dengan laju 13,39 m3/detik. Hal ini menunjukkan lemahnya kajian secara komprehensif terhadap pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, penting suatu kajian untuk mengatur alokasi pemanfaatan ruang sekarang dan akan datang yang lebih mempertimbangkan aspek lingkungan. Tentunya, endapan limbah ini akan berpengaruh pada tinggi muka air di danau. Limbah ini akan berpengaruh kepada produktifitas perairan danau, dan yang menjadi dampak fatal adalah kualitas danau yang akan semakin menurun. Untuk itu, kajian komprehensif terhadap pemanfaatan ruang menjadi sangat penting.
                        Disadari atau tidak pembangunan PLTA, hotel, rumah, penginapan dan bangunan lainnya yang melewati garis pantai sebagai daerah resapan air telah merubah bentuk ekosistem danau itu sendiri, jika hal ini dibiarkan saja tanpa ada upaya pencegahan maka kerusakan danau akan semakin parah, contoh sederhana ombak air Danau Maninjau pada sore hari menghempas ke pinggir pantai sekarang dihalangi oleh tembok bangunan (dam) sehingga siklus air tidak berjalan secara alami, jelas saja goncangan ombak akan besar didasar danau dan hal ini akan mengguncang dasar danau yang berlumpur akibatnya air danau akan cepat keruhnya.


2.   Dampak dari kegiatan wisata terhadap kualitas danau

                        Tentunya suatu lokasi yang berhubungan dengan pariwisata sangat rentan dengan masalah-masalah pencemaran lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan jumlah pengunjung atau wisatawan yang ada dengan berbagai karakter dan kebiasaan masing-masing. Banyak yang berfikir bahwa tempat wisata merupakan sarana untuk bersenang-senag sehingga pengunjung hanya ingin di manjakan dengan segala fasilitas yang ada tanpa melihat berbagai akibat di belakangnya. Biasanya pada lokasi pariwisata tersedia kamar mandi umum, kamar mandi baik di restoran maupun hotel di sekitar danau. Tentunya dari kamar-kamar mandi ini akan menghasilkan limbah yang meresap ke dalam tanah. Bahkan tak jarang ada pula limbah yang langsung dialirkan ke danau melalui saluran air atau selokan. Efeknya tentu pada pencemaran kualitas air serta meningkatnya  populasi bakteri  yang dapat membahayakan kesehatan setiap orang yang memanfaatkannya.


                        Pencemaran merupakan musuh utama industri pariwisata, akan tetapi, ironisnya, sebagian besar pencemaran justru diakibatkan oleh aktifitas pariwisata, khususnya lokasi pariwisata air seperti sungai, danau, dan laut.  Makin sukses industri pariwisata suatu daerah, maka akan semakin meningkat pula tingkat pencemarannya. Hal ini sangat nyata dan dapat disaksikan secara langsung pada keadaan Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Maninjau di Sumatera Barat sekarang ini. Makin banyak wisatawan, makin banyak pula sampah yang diproduksi antara lain berbagai bungkus makanan baik kertas maupun plastik, sisa makanan, dan limbah lainnya secara langsung. Tentunya dampak langsung dari semua ini adalah kualitas air yang tidak lagi bersih. Selain itu, permukaan air yang ditutupi oleh sampah dapat menghalang penetrasi cahaya yang masuk ke perairan untuk proses fotosintesis. Jika kemudaian sampah ini tidak dikelola secara baik, maka akan ikut mengendap ke dasar perairan dan kemudian akan menumpuk membentuk sedimentasi. Sudah sangat jelas akibatnya akan mempengaruhi kualitas dari suatu danau baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kurun waktu yang singkat maupun dampak jangka panjangnya.

3.   Dampak kegiatan irigasi terhadap kualitas danau

Irigasi adalah suatu sistem pemberian air dari sumber air seperti sungai, waduk, danau, atau air tanah yang disalurkan melalui saluran-salauran irigasi ke tempat yang diperlukan, dan kemudian air yang tidak terpakai lagi disalurkan melalui pembuangan ke saluran alami seperti sungai. Irigasi sendiri sangat bermanfaat bagi kegiatan pertanian, peternakan, dan budidaya lainnya. Namun di samping itu terdapat pula efek negatig dari keberadaan irigasi di suatu perairan lebih khusunya pada Danau. Suatu system irigasi seharusnya disesuaikan dengan daya dukung atau Carrying Capacity dari sumber dayanya. Tentunya, proses irigasi akan berpengaruh kepada kuantitas atau jumlah air suatu perairan. Jika irigasi dilakukan secara berlebihan dan tidak terkontrol secara baik, maka akan memberikan dapak terhadap lingkungan perairan sumberdaya airnya. Jumlah air yang berkurang jika dibandingkan dengan pembuangan limbah yang meningkat tentunya sangat mempengaruhi daya dukung dari suatu perairan terutama danau. Hal ini berpengaruh kepada menurunnya kualitas air yang mengarah pada pencemaran danau tersebut.
Belum lagi diketahui bahwa sisa irigasi yang tidak terpakai akan dikembalikan melalui saluran pembuangan. Jika saluran pembuangan ini mempunyai hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan perairan danau, maka dampaknya juga akan dirasakan. Proses ini mampu membawa sejumlah material dari daratan sehingga akan berdampak pada kualitas perairan danau. Yang sangat dikhawatirkan, sisa-sisa pupuk pertanian akan terbawa dan ikut masuk dalam lingkungan perairan danau. Jika hal ini terjadi maka kualitas perairan akan sangat memburuk.

Sumber :

(19 Oktober 2010, 21:38)

(18 Oktober 2010, 22:54)

(19 Oktober 2010, 20:15)

(19 Oktober 2010, 22:07)

(19 Oktober 2010, 21:10)

(19 Oktober 2010, 19:46)

(19 Oktober 2010, 20:00)

(19 oktober 2010, 19:30)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar