“5 Kelas Utama Fitoplankton”
Disusun oleh :
Cyecilia Pical
MSP
2009 – 63 - 028
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2010
5 Kelas Utama Fitoplankton
1. Diatom (Kelas Baccilariophyceae)
Bacillariophyceae atau diatom terdapat lebih dari 250 marga dan sekitar 100.000 spesies. Diatom merupakan mikroflora utama di lingkungan yamg cukup sinar matahari untuk mempertahankan aktivitas. Diatom selain bersifat kosmopolit juga memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Sebagi misal pada perairan yang subur dan tidak tercemar kepadatan populasinya dapat mencapai 2.000-10.000 sel per liter air.
Adapun beberapa ciri yang mampu mendeskripsikan diatom yakni sebagai berikut :
● Bentuk Sel
Sel diatom terlihat seperti kapsul dengan lapisan luar berwarna kuning kecokelatan. Selnya terdiri dari 2 katub (valva) yang menyatu dan membentuk cawan petri. Epitheca merupakan katub bagian atas dan berukuran besar. Sedangkan hypotheca merupakan katub dengan ukuran lebih kecil dan terletak di bagian bawah.
Pada bagian dalam frustula terdapat sitoplasma yang melapisi vakuola berisi cairan sel. Selain itu, Protoplasma diatom memiliki inti, sebuah vakuola pusat dan satu sampai beberapa kecoklatan plastida yang mengandung klorofil a dan c serta 13 karoten dan xanthopil. Hal ini yang mengakibatkan diatom menjadi organisme autotrof yang mampu mengalami proses fotosintesis dengan bantuan klorofil.
Bentuk sel diatom sangat bermacam-macam dengan bentuk dasar bilateral simetris (Pennales) dan radial (Centrales).
Beberapa tampak seperti perahu, sedang yang lain seperti balok, cakram atau segitiga.
● Habitat
Diatom mempunyai kelimpahan yang tinggi dan dapat ditemukan di berbagai habitat misalnya tanah basah, dinding batu, karang terjal, gambut dan kulit kayu. Juga dapat dilihat sebagai buih kuning di atas lumpur pada selokan atau kolam.
Berdasarkan cara hidupnya diatom dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
a. Diatom Bentos
Diatom bentos pada umumnya hidup bercampur dengan lumpur atau menempel pada substrat di dasar perairan, misalnya Cymbella, Gomphonema, Cocconeis, dan Eunotia.
b. Diatom Plankton
Diatom plankton biasanya hidup melayang-layang bebas di perairan, baik air tawar maupun air laut. Di air tawar diatom dapat ditemukan di sungai, danau, kolam, rawa-rawa, dan ada juga yang bisa ditemukan di perairan yang suhunya mencapai 45 0C. Beberapa diatom hidup sebagai epifit pada alga lain atau tanaman air
● Siklus Hidup Diatom
Siklus Hidup Diatom
Diatom dalam pertumbuhannya mengalami fase vegetative, sexual dan fase istirahat. Secara normal, diatom bereproduksi melalui pembelahan vegetatif dan pada sebagian besar spesies, fase vegetatif yang paling sering ditemukan. Selama pembelahan sel, sel diatom akan membentuk dua nucleus. Kedua katub dari frustula akan berpisah dan masing-masing sel anak menerima satu katub dari sel induk. Katub yang diterima tersebut akan menjadi epitheca dari masing-masing sel anak dan satu hypotheca baru akan dikembangkan. Sel baru yang terbentuk dalam epitheca induk akan memiliki ukuran yang sama dengan sel induk, tetapi sel yang terbentuk di dalam hypotheca asal akan berukuran lebih kecil. Dengan demikian sebagian besar diatom mengalami penurunan ukuran sel dan untuk mencapai ukuran sel maksimum, pertumbuhan vegetatif diatom harus diselingi dengan siklus seksual yang dapat menghasilkan sel berukuran maksimum. Beberapa diatom kususnya spesies neritik yang hidup pad perairan dangkal menghasilkan spora istirahat (“resting spore”) pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
● Ledakan Diatom
Laju pertumbuhan sel diatom adalah 0,5-6 kali pembelahan per hari. Hal ini mampu menyebabkan terjadinya peledakan populasi diatom. Ledakan diatom pada perairan biasanya menandakan meningkatnya produktifitas perairan tersebut. Namun blooming juga menyebabkan terjadinya penurunan kandungan oksigen di dalam air sehingga bisa mengakibatkan penyumbatan pada insang kerang dan ikan oleh sel-sel Cerataulina.
Cerataulina pelagic
Skeletonema costatum
Thalassiosira tumida
2. Dinoflagelatta (Kelas Dinophyceae)
Dinoflagellata termasuk golongan fitoplankton yang menjadi anggota dari kelas Dinophyceae terkhususnya pada divisi Phyrophyta. Setelah diatom, dinoflagellata merupakan kelompok fitoplankton kedua yang melimpah di perairan. Yang membuat dinoflagellata unik adalah organismenya mampu menjadi organisme autotrof, organisme heterotrof, bahkan dapat bersifat autotrof atau heterotrof (mixotrofik) dan juga mampu menjadi organisme parasit.
● Ciri-Ciri Umum
- Dinoflagellata merupakan organisme bersel tunggal, memiliki nucleus yang besar, memiliki stigma dan trichocysts.
- Memilki kloroplas yang kecil yang berbentuk discoid dan bentuk lainnya yang berisi pigmen untuk berfotosintesis sama dengan yang ada pada diatom
- Pigmen yang dimiliki adalah klorofil a, c, ᵦ-karote, xanthophylls, peridinin, neoperidinin, dinoxanthin, neodinoxanthin, dan diatoxanthin.
- Ukuran selnya yakni antara 25µm - 1000µm. Terdapat juga spesies yang tumbuh dengan rantai yang panjang atau pseudocoloni.
- Jumlah spesiesnya antara 1000-1500 spesies dan sebagian besar adalah spesies laut
- Habitatnya kebanyakan pada lingkungan laut dan estuary. Biasanya mendominasi perairan tropis dan sub tropis. Dinoflagellata yang biasanya ditemukan d laut contohnya Peridinium, Ceratium, Prorocentrum, Gonyaulax, Exuviella, Oxytoxum dan Gymnodinium. Di perairan Maluku, dinoflagellata yang ditemukan adalah Peridinium, Ceratium, Pyrocystis, Gymnodinyum, Protoperidinium.
- Kelimpahan dinoflagellata dapat mengakibatkan terjadinya red tide
● Struktur Sel Dinoflagellata
- Dinoflagellata memiliki 2 flagela. Kedua flagella muncul dari satu lubang pada persimpangan antara girdle dan sulcus. Flagella transversal pada celah melintang dan flagella longitudinal pada celah memanjang. Flagella transversal membagi sel menjadi dua bagian yakni epicone dan hypocone.
- Flagella pada celah memanjang berfungsi sebagai alat gerak. Pergerakan dinoflagellata lemah dalam air dengan kecepatan 0,05-3 cm/menit.
- Sisi yang menampakan sulcus adalah sisi ventral dan sisi sebaliknya merupakan sisi dorsal. Sisi ventral biasanya digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis dinoflagellta.
● Reproduksi Dinoflagellata
Dinoflagellata mampu bereproduksi secara aseksual dan seksual.
- Secara Aseksual biasanya melalui pembelahan mitosis khusunya pada dinoflagellata oseanik.
- Secara seksual melalui meiosis atau bila kondisi lingkungan memburuk akan berkembang menjadi sista istirahat yakni memiliki dinding sel yang tebal.
● Contoh Dinoflagellata
Peridinium cinctum
Gymnodinyum catenatum
Gymnodinyum catenatum
3. Silicoflagellata (Kelas Dictyochophyceae)
● Ciri-Ciri Umum
- Silicoflagellata merupakan organisme bersel tunggal.
- Dibandingkan diatom, organisme silicoflagellata pada perairan lebih sedikit. Namun tersebar secara luas di seluruh dunia. Hidup pada zona neritik dan juga perairan dingin.
- Silicoflagellata adalah plankton laut yang mampu memperoleh energi baik dari proses fotosintesis (autotrof) maupun heterotrof.
- Silicoflagellata merupakan fitoplankton yang berukuran sangat kecil yakni 6-20µm.
- Pergerakan tubuhnya dilakukan dengan bantuan salah satu flagella eukariotik yang panjang (undulipodium) dimana dapat membantu mendorong silicoflagellata. Selain itu, duri pada kerangka dapat berfungsi memperlambat proses tenggelam dan akan mengapung. Hal ini sangat bermanfaat bagi organisme silicoflagellata yang autotrof.
- Silika internal kerangka mereka terdiri dari jaringan bar, dan mirip dengan radiolaria tetapi umumnya jauh lebih sedikit kompleks. Kerangka Silicoflagellata biasanya terdiri 1-2% dari komponen mengandung silika sedimen laut
Hanya reproduksi aseksual yang dikenal. Kerangka Silicoflagellate dapat bervariasi dalam suatu spesies tunggal, sehingga sulit untuk mendeteksi organismenya.
Contoh Silicoflagellata
Dictyocha fibula
Dictyocha fibula
4. Coccolithophora (Kelas Haptophyceae)
● Ciri-Ciri Umum
- Cocolithophora merupakan organisme uniseluler yang berbentuk koloni.
- Cocolithophora (kokolitofor) merupakan fitoplankton sehingga merupakan sumber makanan bagi biota laut. Selain itu kokolitofor berfungsi dalam proses pembentukan sedimen di laut. Kokolitofor yang mengandung kapur ini, bila telah mati akan mengendap ke dasar laut dan menjadi sedimen laut. Jika proses geologi terjadi, kadang sedimen kokolitofor akan naik ke permukaan dan akan membentuk bukit kapur seperti yang terkenal dengan nama “The White Cliffs of Dover”
- Cocolithophore akan banyak saat musim timur terutama saat terjadi upwelling atau penaikkan air. Coccolithophora adalah fitoplankton laut yang berlimpah, terutama di laut terbuka dan sangat berlimpah sebagai mikroalga.
- Organisme Cocolithophora termasuk dalam nonaplankton yang berukuran antara 2 - 20µm.
- Memiliki 2 flagella yang sama atau flagella yang berbeda. Bahkan terkadang memiliki 3 flagella. Flagella ini digunakan untuk berpindah tempat dan juga dapat digunakan untuk mengambil makanan.
- Permukaan sel pada Cocolithophora seperti dilapisi oleh selulosa yang tipis yang biasanya sangat bermanfaat dalam proses identifikasi.
contoh Coccolithopora
Gephyrocapsa oceanic
5. Cyanobacteria
● Ciri-Ciri Umum
- Cyanobacteria merupakan alga prokariotik yang juga sering disebut alga biru-hijau dan memiliki kandungan klorofil, yakni klorofil a.
- Cyanobacteria dapat membentuk sel tunggal, dapat hidup berkoloni, dan ada juga yang mampu membentuk filamen.
- Sianobakteri merupakan kelompok fitoplankton yang umum dijumpai di perairan tawar. Kelimpahan sianobakteri di perairan dapat menyebabkan ledakan populasi (blooming). Bakteri ini bersifat fotosintetik dan di antaranya dalam keadaan eutrofik menghasilkan metabolit berupa endotoksin, alkaloid neurotoksin, atau siklik peptida hepatotoksin. Blooming sianobakteri mengakibatkan kematian ikan akibat kekurangan oksigen dan dihasilkannya senyawa toksin. lkan nila GIFT merupakan jenis ikan air tawar yang tahan terhadap penyakit termasuk saat blooming Micraysfis sp.
- Organisme ini selnya tidak berflagella.
- Cyanobacteria kebanyakn hidup di laut, baik sebagai organisme bentik maupun planktonik.
- Cyanobacteria dilengkapi dengan beberapa organ tubuh yang membantu mempertahankan hidupnya dalam beragam habitat. Vacuola berfungsi mengontontrol keseimbangan mengapung di air, Akinet yng berfungsi dalam pembentukan spora, dan heterosit (sel khusus yang dapat memfiksasi nitrogen) untuk tetap mempertahankan diri dalam air di saat kandungan nitrat dan ammonia berkurang atau sedikit dalam perairan.
● Perkembangbiakan Cyanobacteria
Perkembangbiakan Cyanobacteria dapat melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan pembentukan spora khusus yang disebut akinet. Pembelahan sel terjadi pada Sianobakteri bersel tunggal, sedangkan fragmentasi terjadi pada Sianobakteri yang berbentuk filamen. Pada peristiwa fragmentasi sebelumnya dibentuk suatu struktur khusus yang disebut hormogonium. Hormogonium adalah bagian dari filamen yang akan terpisah dan kemudian dapat membentuk individu baru. Pada beberapa Sianobakteri bisa terbentuk spora khusus berdinding tebal yang disebut akinet. Dengan dindingnya yang tebal, akinet dapat bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, seperti keadaan gelap, kekeringan atau keadaan sangat dingin. Jika kondisi lingkungan membaik, dinding sel dari spora ini kemudian akan pecah dan isinya dapat berkecambah membentuk individu baru.
a. Oscillatoria Formosa e. Anabaena circinalis
b. O. limosa f. Porphyrosiphon notarisii
c. Nostochopsis lobatus g. Microcoleus vaginatus
d. Tolypothris tenuis h. Rivularia dura