Senin, 28 November 2011

BAB I. PENDAHULUAN
1.1          Latar Belakang
                                                Seiring berjalannya waktu maka pola pemanfaatan sumberdaya terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Untuk itu, upaya-upaya pengelolaan demi menjaga kestabilan sumberdaya di alam harus dilakukan. Konservasi sumberdaya hayati laut merupakan upaya melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumberdaya hayati laut untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan sumberdaya hayati laut bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
                                                Pengenalan akan lingkungan pesisir dan laut mejadi penting sehingga kita dapat mengetahui potensi-potensi apa saja yang ada di dalamnya. Sebab dengan mengetahui potensi sumberdaya yang terkandung, kita dapat melalukan berbagai langkah pengelolaan guna menjaga kestabilan sumberdaya dimaksud.
                                                Secara umum terdapat 3 kriteria penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan suatu kawasan konservasi antara lain :
                   Kriteria Ekologi, yang menyangkut konservasi keanekaragaman hayati, kealamiahan, keterkaitan ekologis, keterwakilan, keunikan, produktivitas, daerah ruaya, habitat ikan langka, daerah pemijahan ikan, dan daerah asuhan.
                   Kriteria Sosial Budaya, yang menyangkut dukungan masyarakat, potensi konflik kepentingan, potensi ancaman, kearifan lokal, dan adat istiadat.
                   Kriteria Ekonomi, yang menyangkut nilai penting perikanan, potensi rekreasi dan wisata, estetika, dan kemudahan mencapai lokasi.
                                                      Kawasan perairan Desa Leahari merupakan kawasan pantai tropis yang dilengkapi dengan 3 ekosistem penting yakni ekosistem mangrove, ekosistem lamun, dan ekosistem terumbu karang. Keunikan ini memberikan daya tarik tersendiri bagi kawasan perairan Desa Leahari untuk dikaji layak tidaknya kawasan ini menjadi suatu kawasan konservasi. 

1.2          Tujuan
                                Kajian ini bertujuan untuk penentuan layak tidaknya kawasan pantai  Desa Leahari sebagai kawasan konservasi berdasarkan kesesuaian lokasi dengan kriteria ekologis, kriteria sosial budaya, maupun kriteria ekonomi.               
1.3          Metode
                                Pada proses pengumpulan data baik ekologis, sosial budaya dan ekonomi dilakukan dengan metode wawancara dan observasi langsung yang dilakukan pada:
Hari/tanggal           :     Kamis, 03 November 2011
Pukul                         :     13.30 WIT – 15.20 WIT
Lokasi                        :     Desa Leahari
Narasumber           :     Sadrakh Hahury (Staf Pemerintah Negeri Leahari)

Gambar 1. Wawancara Di Lokasi Pantai Desa Leahari
                             Dalam proses penulisan kriteria layak tidaknya suatu kawasan ditetapkan sebagai suatu kawasan konservasi, digunakan metode kepustakaan untuk menunjang informasi berdasarkan observasi dan wwancara.


BAB II. PEMBAHASAN

2.1.         Deskripsi Lokasi Desa Leahari

             Perairan Desa Leahari, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon terletak pada posisi antara 128017 – 128019’ LS dan 03038’ – 03042’ BT. Secara geografis Desa Leahari pada bagian utara berbatasan dengan Desa Rutong, bagian selatan dengan Laut Banda dan selatan daya dengan desa Hukurila. 

Gambar 2. Peta Lokasi Desa Leahari
                 Setelah pemekaran kecamatan Leitimur Selatan pada tahun 2007, Leahari ditentukan sebagai ibukota kecamatan sehingga otomatis semua pusat pembangunan infrastruktur ada di desa ini, maupun semua urusan administrasi kecamatan sehingga Leahari mau tidak mau harus berkembang sama dengan desa-desa lainnya yang mencirikan ibukota kecamatan.


2.2   Kriterian Ekologi Pantai Leahari sehubungan dengan Pemilihan Kawasan Konservasi
                a.            Keanekaragaman Hayati

Gambar 3. Pantai Desa Leahari

Gambar 4. Mangrove di Pesisir Desa Leahari

                      Perairan Desa Leahari berbatasan secara langsung dengan perairan desa Rutong, sehingga  terdapat kemiripan antara organisme yang hidup di perairan Desa Leahari dengan perairan Desa Rutong. Walaupun memiliki organisme yang cukup mirip, tetapi keanekaragaman hayati pada kedua lokasi berbeda tentunya. Perairan desa Leahari memiliki keanekaragaman hayati yang tidak terlalu tinggi.

                           Dari keseluruhan luasan pantai pesisir Desa Leahari, daerah yang ditumbuhi mangrove hanya sekitar 1 ha. Pada luasan ini hanya terdapat 3 spesies mangrove yakni Avicennia sp, Sonneratia sp, dan Rhizophora sp. Hal ini berarti ekosistem mangrove pada lokasi dimaksud memiliki tingkat keanekaragaman yang tergolong rendah. Tanaman mangrove yang tumbuh di sepanjang pantai menunjukan kepadatan yang cukup tinggi. Namun terlihat bahwa Avicennia sp merupakan spesies dominan pada perairan desa Leahari.

Gambar 5. Ekosistem Lamun Di Perairan Leahari

        Pada ekosistem lamun lebih didominasi oleh Thalassia hemprichii dengan distribusi sebarannya secara berkelompok. Pada ekosistem lamun terdapat berbagai jenis alga yang bersimbiosis dengan lamun. Contohnya salah satu jenis alga yang dikenal masyarakat dengan nama Asanar atau Sayur karang. Selain itu terdapat berbagai jenis benthos yang hidup berasosiasi dengan lamun seperti teripang, bulu babi yang dikenal dengan nama “makarueng”, lili laut, polichaeta, bia mata merah, bia garu, bia haloka, dan berbagai jenis biota lainnya (lihat gambar 6). 

b.            Kealamiahan
Tingkat kealamiahan dari organisme yang hidup di perairan desa Leahari sangat tinggi. Memang pemanfaatan masyarakat terlihat, namun ramah lingkungan sehingga kealamiahan dari wilayah ini sangat terjaga. Semua organisme tumbuh dengan subur tanpa adanya tanda-tanda stress akibat sentuhan manusia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar